Archive for ‘pemikiran’

2009/10/17

BIKINI DI SERAMBI MEKAH ????

by singalodaya

seharusnya kita tidak perlu heran apabila Miss Aceh sangat berpotensi dijadikan maskot dalam program pendekatan kultur budaya antara peradaban Barat dengan peradaban Islam.
Miss Aceh, sebagai representatifnya komunitas wanita Aceh yang wilayahnya terkenal dengan sebutan ‘Serambi Mekkah’, dimana saat ini lagi menanjak ghiroh dan semangat masyarakatnya dalam penerapan formalisasi nilai-nilai Islam, merupakan pilot project paling tepat untuk pendekatan kultur budaya dari jilbab ke bikini two piece.
Sungguh maskot yang nyaris sempurna, bagi sebuah upaya public relation yang nyaris sempurna, untuk mendukung usaha merekatkan celah perbedaan cultural antara peradaban Barat dengan peradaban Islam.
Betapa sempurnanya, maskot yang berasal dari Aceh, Serambi Mekkah, yang merupakan wilayah kantung Muslim nomer satu terbesar di Indonesia. Dimana Indonesia merupakan negara nomer satu terbesar populasi Muslimnya di region Asia-Pasific, dan sekaligus nomer satu terbesar dari keseluruhan populasi Muslim dunia.
Maskot yang akan sangat cepat menduplikasikan diri menjadi ikon bagi upaya harmonisasi antara jilbab dengan bikini two piece ini. Ikon yang sangat bisa jadi akan segera menjadi kiblat dan ilham serta inspirasi bagi wanita Muslim Indonesia, bahkan dunia. Bahwa sejatinya jilbab pun dapat berkompromi dengan bikini two piece, demi sebuah cita-cita mulia, mengharumkan nama bangsa dan Negara serta mengangkat harkat martabatnya wanita Muslim Indonesia.
Bahkan semangatnya akan menjiwai perubahan sebuah kultur budaya dan way of life para Muslimah yang tersebar di seluruh pelosok dunia. Sekaligus juga menjadi pertanda dikibarkannya bendera start, Muslimah telah tampil ke garda paling depan, siap menyambut kemajuan zaman beserta denga konsekuensi adanya harmonisasi kultur dan budaya antara peradaban Barat dengan peradaban Islam.
Akankah Miss Aceh yang telah menjadi Putri Indonesia 2009 selanjutnya akan menjadi pemenang Miss Universe 2010 ?.
Semoga saja Putri Indonesia 2009 menjadi pemenang Miss Universe 2010, melalui kompetisi dimana milyaran pemirsa di seluruh pelosok dunia akan menyaksikan Miss ‘Serambi Mekkah’ yang berjilbab itu tak sungkan melenggak-lenggok di catwalk memamerkan rambut indah sebagai mahkota wanita dan tubuh indah dalam balutan bikini two piece.
Tidakkah mustahil menyandingkan ikon busana jilbab dengan bikini two piece ?.
Tidak ada sesuatu hal yang mustahil jika dilandasi oleh nawaitu yang luhur dan dilaksanakan dengan sepenuh hati dan segenap jiwa raga untuk menggapai cita-cita tujuan yang mulia.
Jika jilbab dapat dikompromikan untuk sebuah kepentingan nasional yang menyangkut kepentingan kesejahteraan peri kehidupannya ratusan juta jiwa, maka mengapa tidak mungkin dikompromikan untuk sebuah kepentingan internasional yang menyangkut sejumlah milyaran jiwa ?.
Semoga saja begitu. Betapa indahnya, jika itu bisa mewujud menjadi kenyataan, maka di soal jurang kultural yang merupakan salah satu titik api benturan peradaban antara peradaban Barat dengan peradaban Islam dapat diminimalisir secara efektif dan optimal.
Itu akan menjadi sebuah prestasi yang mendunia. Dimana hal ini bisa menjadi sebuah legenda yang legendaris, yang akan dikenang sepanjang zaman dan sepanjang masa sampai dunia ini tiada.
Prestasi legendaris yang bukan hanya majalah Time saja yang akan menobatkannya sebagai prestasi kelas dunia. Bahkan lembaran sejarah dunia pun tentu serta merta akan mencatatnya dengan tinta emas.
Bahwasanya pada kurun waktu sekarang ini, bangsa Indonesia, pemerintahnya beserta segenap komponen anak bangsa, telah mampu memberdayakan dan mengedepankan peranan kaum wanita sebagai perekat kultural antar peradaban dunia, wabil khususnya antara peradaban Barat dengan peradaban Islam.
Akhirulkalam, sebuah prestasi legendaris tentu akan menjadi kiblat dan ilham serta inspirasi untuk dilanjutkan secara estafet dari generasi ke generasi berikutnya oleh para penerusnya.
baca di
Tags: ,
2009/10/17

HAKEKAT GURU SEJATI

by singalodaya

HAKEKAT GURU SEJATI

Kembali pada pembahasan Guru Sejati. Melalui 3 langkahnya (Triwikrama) Dewa Wishnu (Yang Hidup), mengarungi empat macam zaman (kertayuga, tirtayuga, kaliyuga, dwaparayuga), lalu lahirlah manusia dengan konstruksi terdiri dari fisik dan metafisik di dunia (zaman mercapada). Fisik berupa jasad atau raga, sedangkan metafisiknya adalah roh beserta unsur-unsur yang lebih rumit lagi. Ilmu Jawa melihat bahwa roh manusia  memiliki pamomong (pembimbing) yang disebut pancer atau guru sejati. Pamomong atau Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan pembimbing roh atau sukma. Roh atau sukma di siram “air suci” oleh guru sejati, sehingga sukma menjadi sukma sejati. Di sini tampak Guru sejati memiliki fungsi sebagai resources atau sumber “pelita”  kehidupan. Guru Sejati layak dipercaya sebagai “guru” karena ia bersifat teguh dan  memiliki hakekat “sifat-sifat” Tuhan (frekuensi kebaikan) yang abadi konsisten  tidak berubah-ubah (kang langgeng tan owah gingsir). Guru Sejati adalah proyeksi dari rahsa/rasa/sirr yang merupakan rahsa/sirr yang sumbernya adalah kehendak Tuhan; terminologi Jawa menyebutnya sebagai Rasa Sejati. Dengan kata lain rasa sejati sebagai proyeksi atas “rahsaning” Tuhan (sirrullah). Sehingga tak diragukan lagi bila peranan Guru Sejati akan “mewarnai” energi hidup atau roh menjadi energi suci (roh suci/ruhul kuddus). Roh kudus/roh al quds/sukma sejati, telah mendapat “petunjuk” Tuhan –dalam konteks ini hakikat rasa sejati– maka peranan roh tersebut tidak lain sebagai “utusan Tuhan”. Jiwa, hawa atau nafs yang telah diperkuat dengan sukma sejati atau dalam terminologi Arab disebut ruh al quds. Disebut juga sebagai an-nafs an-natiqah, dalam terminologi Arab juga disebut sebagai an-nafs al-muthmainah, adalah sebagai “penasihat spiritual” bagi jiwa/nafs/hawa. Jiwa perlu di dampingi oleh Guru Sejati karena ia dapat dikalahkan oleh nafsu yang berasal dari jasad/raga/organ tubuh  manusia. Jiwa yang ditundukkan oleh nafsu hanya akan merubah karakternya menjadi jahat.

Menurut  ngelmu Kejawen, ilmu seseorang dikatakan sudah mencapai puncaknya apabila sudah bisa menemui wujud Guru Sejati. Guru Sejati benar-benar bisa mewujud dalam bentuk “halus”,  wujudnya mirip dengan diri kita sendiri. Mungkin sebagian pembaca yang budiman ada yang secara sengaja atau tidak pernah menyaksikan,   berdialog, atau sekedar melihat diri sendiri tampak menjelma menjadi dua, seperti melihat cermin. Itulah Guru Sejati anda. Atau bagi yang dapat meraga sukma, maka akan melihat kembarannya yang mirip sukma atau badan halusnya sendiri. Wujud kembaran (berbeda dengan konsep sedulur kembar) itu lah entitas Guru Sejati. Karena Guru Sejati memiliki sifat hakekat Tuhan, maka segala nasehatnya akan tepat dan benar adanya. Tidak akan menyesatkan. Oleh sebab itu bagi yang dapat bertemu Guru Sejati, saran dan nasehatnya layak diikuti. Bagi yang belum bisa bertemu Guru Sejati, anda jangan pesimis, sebab Guru Sejati akan selalu mengirim pesan-pesan berupa sinyal dan getaran melalui Hati Nurani anda. Maka anda dapat mencermati suara hati nurani anda sendiri untuk memperoleh petunjuk penting bagi permasalahan yang anda hadapi.

Namun permasalahannya, jika kita kurang mengasah ketajaman batin, sulit untuk membedakan apakah yang kita rasakan merupakan kehendak hati nurani (kareping rahsa) ataukah kemauan hati atau hawa nafsu (rahsaning karep). Artinya, Guru Sejati menggerakkan suara hati nurani yang diidentifikasi pula sebagai kareping rahsa atau kehendak rasa (petunjuk Tuhan) sedangkan hawa nafsu tidak lain merupakan rahsaning karep atau rasanya keinginan.

Sarat utama kita bertemu dengan Guru Sejati kita adalah dengan laku prihatin; yakni selalu mengolah rahsa, mesu budi, maladihening, mengolah batin dengan cara membersihkan hati dari hawa nafsu, dan  menjaga kesucian jiwa dan raga. Sebab orang yang dapat bertemu langsung dengan Guru Sejati nya sendiri, hanyalah orang-orang yang terpilih dan pinilih.

lanjut…

2009/10/17

Bila Ratusan Ulama Berwatak Busuk

by singalodaya

Secara normatif, tingkah laku kiyai-kiyai atau ulama model itu telah menjadi keprihatinan secara mendunia, dan memang sangat merugikan Islam. Sehingga seorang tokoh pergerakan di Mesir, Syaikh Doktor Umar Abdurrahman mengomentari ulama model itu sebagai berikut:

“Adalah salah satu malapetaka yang turun di halaman kita kaum muslimin bahwa para sultan itu telah memperoleh ratusan ulama berwatak busuk yang bersedia menjual agama mereka untuk mendapat imbalan harta melimpah dan kedudukan yang hina -, dan cepat-cepatlah para ulama yang busuk hati itu memberikan fatwa bahwa para penguasa kita itu adalah para wali dan khulafa’ yang wajib ditaati dan haram menyalahi mereka. Mentaati mereka termasuk mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya, dan bahwa mendurhakai mereka adalah berarti mendurhakai Allah SWT dan rasul-Nya.

Dan teruslah ulama busuk itu menipu manusia dengan fatwa-fatwa ini, dan tidak cukup dengan itu, bahkan mereka tidak membiarkan satu perbuatan pun berlalu dari para penguasa melainkan memberikan fatwa bahwa perbuatan itu halal atau ketaatan ataupun kewajiban setiap gerak, setiap diam, setiap isyarat. Setiap kata dan setiap perbuatan penguasa mereka berikan dengan cepat sebuah fatwa untuk memantapkannya, memperkuatnya, mendukungnya dan mengukuhkannya bahwa hal itu adalah kebenaran, sasaran syara’, inti dan hakekatnya.

Sekiranya urusan itu bukanlah masalah serius dan gawat, tentulah kita mentertawakan fatwa-fatwa mereka yang saling bertabrakan itu. Sekiranya yang rusak dan dinodai kehormatannya itu bukanlah agama, tentulah kita tertawa geli karena keberanian dan tindakan tak tahu malu mereka. Mereka memfatwakan sesuatu dan kebalikannya memberikan fatwa, lawan mereka telah memfatwakan bahwa perdamaian dengan Yahudi itu haram menurut syara’, dan menjual tanah kepada mereka atau membantu mereka dengan bantuan paling kecil atau berhubungan dagang dengan mereka itu adalah kafir dan murtad.

Setelah politik berubah dan pemerintah kita (Mesir) berdamai dengan yahudi, berbaliklah fatwa-fatwa itu dan berkata bahwa perdamaian ini adalah boleh bahkan wajib, dan bahwa perdamaian ini seperti perdamaian Hudaibiyah! Sedangkan sebelumnya mereka telah memberikan fatwa bahwa Islam adalah agama sosialis. Setelah pemerintah kita menghadap kearah barat dan memalingkan wajah mereka ke arah Gedung Putih (Amerika), berbelitlah fatwa-fatwa itu pada pangkalnya dan mengatakan bahwa Islam itu agama kebebasan ekonomi, politik dan kemasyarakatan, dan bahwa Islam adalah musuh bebuyutan bagi sosialisme dan marxisme.”[1]

read more »

2009/10/17

Mencopot Sikap Wira’i, Mengenakan Nafsu Syetan

by singalodaya

Yang namanya ulama menurut pengertian yang berdekatan dengan ayat Al-Qur’an mestinya berkepribadian yang khosy-yatullah, benar-benar takut kepada Allah, melebihi orang-orang yang bukan ulama. Di masyarakat, yang disebut Kiyai itu identik atau bahkan sama dengan ulama. Maka seharusnya, mereka adalah orang-orang yang khasy-yatullah, benar-benar takut kepada Allah. Tentunya, untuk menjadi orang yang tingkatannya khasy-yatullah itu punya akhlaq yang mulia. Hal-hal yang mubah (boleh) dilakukan pun perlu ditimbang manfaat dan mudharatnya, bahkan apabila kurang bermanfaat, walaupun tidak bermudharat masih harus dipertimbangkan. Sedangkan hal yang meragukan (syubhat) maka mesti dijauhi, apalagi yang haram. Sikap seperti itu dinamakan sikap wara’ atau wira’i. Apabila ulama telah melepas “baju” wira’i-nya maka berarti ilmu agamanya telah dia tinggalkan, tidak diamalkan lagi. Yang tadinya merendahkan pandangan matanya ketika ada perempuan lewat, berganti menjadi berani memandang lebih dari satu klebatan, (sekali pandang). Baru di tingkat itu saja sebenarnya sudah melepas baju wira’i, karena dia telah melakukan zina mata. Bisa dibayangkan, baju wira’i itu telah diganti baju apa, kalau misalnya ada berita santer bahwa Kiyai Fulan beredar fotonya memangku isteri orang. Kata Nabi saw, “Syetan perempuan dan syetan laki-laki”, ketika beliau berkomentar tentang perempuan yang dikintil oleh lelaki, yaitu lelaki mengikuti perempuan, dan di sana belum ada keterangan sampai memangku segala. Jadi Sang Kiyai, dengan perbuatannya seperti itu telah mengganti baju wira’i-nya dengan baju syetan.

read more »